Obaja, Si Pejuang Gagal Ginjal

Namanya Obaja Hanur Aji Cantyo. Ketika kutanya artinya apa, dia tidak tahu. “Hanya ortuku yang tahu om Har”, jawabnya.

Obaja tinggal di Jepara. Kota pesisir utara pulau Jawa. Kota penghasil mebel yang kaya ornamen ukiran. Kota paling dekat menuju Pulau Karimun- Jawa.

Di Jepara, anggota KPCDI hanya dia. Tetapi dia tidak kesepian karena setiap hari dia bisa bercengkrama dengan anggota lainnya di dunia maya.

Orangnya lucu dan energik. Walau usianya terpaut jauh dengan aku, tapi orangnya pede aja. Ketika aku pulang kampung di Pati, dia samperin aku. Enak diajak ngobrol.

Terkena Gagal Ginjal dan harus cuci darah ketika masih di SMA. “Sungguh berat perjuanganku menempuh cuci darah. Berkali-kali drop bahkan pernah koma dan menginap di ICU”, ungkapnya.

Ia bercerita dengan wajah ceria. Anak muda ini yang usianya masih jauh dari angka 30, adalah seorang pembuat film dokumenter. “Saya sering membuat film tentang profil perusahaan. Kebetulan banyak perusahaan di Jepara ini yang orientasinya ekspor. Tinggal mereka bikin profil dalam bentuk audio visual, mereka mampu berpromosi ke banyak kalangan”, urainya.

Anak muda ini sekarang sedang berdoa agar ada “malaikat penolong” yang menghampiri dia, dan memberinya ginjal. “Saya juga kepingin kualitas hidup saya meningkat,” ucapnya.

Dia sangat terkesan ketika aku bercerita Tony yang sudah mengalami perubahan. “Aku kepingin bisa minum sepuasnya. Aku adalah anak yang selalu bergerak kemanapun aku inginkan,” ungkapnya lagi.

Ayo kita dukung dengan doa anak muda ini. Semoga Tuhan mengirimkan “malaikat penolong”.

Penulis: Peter Hari (Sekjen KPCDI)

Leave a Reply