Apa Penyebab Disfungsi Seksual Pasien Ginjal Kronik?

KPCDI – Masalah seksualitas pada Pasien Ginjal Kronik (PGK) merupakan salah satu efek sistemik yang normal. Turunnya fungsi ginjal akan menyebabkan beberapa gangguan hormon di dalam tubuh pasien dan membuat gairah untuk berhubungan intim akan menurun.
Ahli Penyakit Dalam dr. Donnie Lumban Gaol, Sp.PD-KGH menjelaskan populasi pasien ginjal yang mengalami disfungsi seksualitasnya jumlahnya mencapai 70%-80%. Hal ini harus mendapatkan perhatian karena pada dasarnya, kehidupan seksual masuk ke dalam quality of life.
“Keluhannya sangat beragam. Kalau dari pria itu karena disfungsi ereksi dan kalau perempuan permasalan hasrat,” kata dr. Donnie dalam webinar bertajuk ‘Seksualitas dan Penyakit Ginjal Kronik’ yang diselenggarakan oleh Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) bekerjasama dengan Fresenius Medical Care. (12/6)
Setidaknya ada beberapa kondisi yang menyebabkan disfungsi seksualitas. Pertama, pada umumnya akan ada gangguan pada pembuluh darah yang menyebabkan disfungsi ereksi pada pria. Penyebabnya karena terjadi gangguan aliran pembuluh darah ke arah arteri dan kearah penis.
Penyebab kedua adalah masalah psikologis. Kebanyakan pasien akan merasa dirinya tidak lagi mampu dalam melakukan aktivitas hidupnya terutama pada saat berhubungan intim dengan pasangan. Padahal, sebenarnya pasien sangat mampu melakukannya dan terpenting adalah membangun iklim yang positif bersama pasangan.
“Kalau dia mau berbicara dengan banyak orang atau grupnya pasti dia akan merasa hidupnya lebih baik. Akhirnya dia bisa menikmati kehidupannya lebih baik,” ujarnya.
Ketiga ialah hormonal. Permasalahan ini tentunya harus dikonsultasikan dengan dokter untuk melakukan serangkaian pemeriksaan. Jika hormon pasien rendah dibutuhkan tindakan suntik hormon agar dapat meningkatkan gairah. Hormon menjadi poin penting karena akan mempengaruhi hubungan seksual bersama pasangan.
Adapun hormon yang terganggu ialah hormon hipogonadisme. Ini adalah kondisi ketika kelenjar seksual tidak menghasilkan hormon dalam jumlah cukup. Kondisi ini akan menimbulkan berbagai gangguan seperti impotensi pada pria dan ganggan menstruasi pada perempuan.
“Yang lain lagi bagaimana proses mengontrol dialisisnya. Karena pada beberapa laporan apakah dia CAPD atau HD yang adekuat itu memegang peranan penting supaya dia lebih berkualitas. HB rendah juga bisa menyebabkan dia gangguan disfungsi ereksi,” imbuhnya. (ATR)