Pentingnya Adekuasi Hemodialisis untuk Hidup yang Lebih Baik

 

KPCDI – Proses cuci darah atau hemodialisis tentu memiliki banyak indikator medis yang harus diperhatikan oleh pasien dan juga dokter yang bertanggung jawab. Proses hemodialisis yang berhasil tentu akan memberikan rasa nyaman bagi pasien dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari. 

Atas dasar itu, Ahli Ginjal Hipertensi, dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM menjelaskan keberhasilan hemodialisis yang baik atau dikenal dengan istilah kecukupan HD (adekuasi) wajib dimiliki seluruh pasien ginjal kronik. Hal ini akan diukur oleh beberapa parameter medis dengan melakukan sejumlah observasi. 

Secara sederhana adekuasi hemodialisis dikaitkan dengan sejauh mana dialisis mampu mengeluarkan racun toxin dan sisa-sisa metabolisme dan darah pasien dan berdampak besar pada kesehatan. Artinya, dialisis yang cukup atau adekuat memberikan kesehatan yang baik biarpun pasien tersebut sedang sakit ginjal. 

“Dosis dialisis terukur dan sesuai kebutuhan seperti pemberian dosis obat-obat lainnya. Tim medis atau dokter ginjal menentukan dosis dialisis yang menjamin dan memelihara kesehatan secara baik,” kata dr. Tunggul dalam webinar kesehatan yang dilakukan oleh Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI)

Untuk mencapai adekuasi tersebut, dr. Tunggul menjelaskan ada beberapa hal yang harus diukur yakni bersihan terhadap molekul kecil (urea), Urea Reduction Ratio (URR) dan Kt/V. Kt/V sendiri ialah indikator untuk mengukur urea yang dibuang bersama cairannya dengan memperllihatkan faktor-faktor lainnya. 

“Seperti berat badan yang turun karena HD dan angka yang dicapai sehingga dikatakan adekuat adalah 1,2,” ujarnya. 

Ia menjelaskan adekuasi hemodialisis dianggap cukup apabila bisa menurunkan atau memperkecil morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu memberikan kualitas hidup yang baik dan hidup mandiri dan secara rutin dapat dilaksanakan.

Dan pasien dialisis perlu memiliki keadaan psikologis yang baik dan harapan hidup (panjang umur) yang sama dengan orang yang tidak menderita gangguan ginjal. 

Lantas bagaimana untuk mendapatkan dialisis yang adekuat? Dr. Tunggul menjelaskan  secara aspek klinis tentu ada beberapa parameter. Seperti tercukupinya nutrisi, bebas dari gejala uremia, kontrol anemia dan acidosis, kontrol kesehatan tulang dan kontrol tekanan darah. 

Setiap pasien HD harus diberikan resep atau perencanaan, adekuasi Kt/V ditentukan dengan pengukuran HD yang terlaksana. Target Kt/V  yang ideal adalah 1,2 atau URR 65% untuk HD 3x seminggu selama 4 jam per HD. Frekuensi pengukuran adekuasi HD sebaiknya diukur secara berkala idealnya 1 kali tiap bulan. 

“Durasi lama HD sesuai dengan kebutuhan individu dan ditetapkan kalau 2x per minggu harus minimal 5 jam atau 3x seminggu 4 jam jadi 10-15 jam per minggu,” imbuhnya. 

Adapun faktor-faktor yang menentukan adekuasi dialisis ialah memiliki cimino atau CDL yang baik, menggunakan dialyzer yang baik, alat-alat yang digunakan, pemberian dosis atau lama dialisis dan pemberian hormon eritropoietin (EPO) yang tepat. 

Bila Kt/V pasien rata-rata selalu dibawah 1,2 maka pasien dan dokternya perlu berdiskusi untuk meningkatkannya. Karena nilai V sudah fix maka yang bisa ditingkatkan adalah K atau t. Cara pertama ialah dengan melihat akses dialisis-nya. 

Pada beberapa pasien tidak bisa ditingkatkan karena masalah aksesnya. Bila aliran darah pasien sudah bagus perbaikan lebih lanjut adalah clearance dapat dicapai dengan menggunakan dialiser yang lebih besar atau pada keadaan tertentu meningkatkan aliran dialisat dari yang biasa 500 ml/m menjadi 600 ml/m atau 800 ml/m. 

Setelahnya, jika tidak adekuat maka meningkatkan waktu lamanya dialisis dari sebelumnya 3 jam menjadi 4 jam. 

Dialisis dapat dikatakan cukup bila, mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala uremik, mengatasi acidosis, mengontrol tekanan darah, memperbaiki anemia, memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit, menjaga kesehatan tulang, terasa nyaman secara fisik dan psikologis, angka kesakitan menurun dan angka kematian menurun, harapan hidup meningkat dan kualitas hidup terjamin. (ATR)

Leave a Reply