Ciri-Ciri PGK yang Tidak Bisa Melakukan Transplantasi Ginjal

KPCDI – Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof. dr. Endang Susalit SpPD-KGH menjelaskan sebaiknya para pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) mengambil langkah untuk melakukan terapi transplantasi ginjal untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan data di seluruh dunia, pasien yang menjalani transplantasi ginjal bisa survive lebih baik dibandingkan pasien yang menjalani proses cuci darah.
Akan tetapi tidak semua PGK bisa mengambil terapi transplantasi. Prof. Endang menjelaskan PGK yang memiliki keganasan sistemik, infeksi berat yang tidak diatasi, penyakit kardiovaskular dan tidak memiliki angka harapan hidup lama, dan pasien yang memiliki gangguan neuropsikiatri tidak bisa mendapatkan donor. Neuropsikiatri berkaitan dengan masalah fungsi otak pada tingkat yang lebih tinggi yang dapat menyebabkan masalah ketidaknormalan atau kejiwaan.
“Nah ini sulit (untuk mendapatkan donor). (Di sisi lain) jika harapan hidupnya nggak banyak lagi kalau di transplantasi sayang donornya,” kata ketua tim transplantasi ginjal RSCM dalam webinar bertajuk ‘Transplantasi Ginjal dan Donor Hidup’ yang diselenggarakan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI).
Sementara itu, bagi PGK yang tidak mengalami penyakit di atas sebaiknya mengambil jalan untuk melakukan transplantasi ginjal. Sebabnya, dengan melakukan transplantasi ginjal akan ada banyak sekali keuntungan yang bisa didapatkan.
Misalnya angka harapan hidupnya akan lebih lama, biaya operasi yang jauh lebih murah dibanding cuci darah, bisa hidup normal, bebas diet, dapat melakukan perjalanan jauh yang lebih aman dan nyaman. Bagi perempuan yang masih produktif bisa kembali memiliki anak.
“Tapi tentu harus disadari belum sembuh total jadi harus memeriksakan kondisi ginjalnya secara teratur,” ujarnya.
Menurut Prof. Endang, ada jenis donor ginjal di dunia yang bisa didapatkan. Mulai dari cadaver atau donor mati, donor hidup seperti kakak, adik, ibu, ayah atau anak. Ada pula jenis donor hubungan tidak sedarah seperti istri, suami, saudara maupun teman.
Adapun waktu terbaik untuk melakukan donor ginjal idealnya adalah sebelum melakukan proses cuci darah. Pasien bisa langsung datang menemui dokter untuk berkonsultasi dalam pencarian pendonor.
Secara teknis pendonor yang baik adalah mereka yang berusia lebih dari 18 tahun, tidak memiliki penyakit komorbid, kecocokan golongan darah, evaluasi psikis dan advokasi. Tahap terakhir jika sudah disetujui dan dilakukan serangkaian pemeriksaan medis maka proses cangkok ginjal bisa dilakukan.
“Terpenting calon donor harus memahami bahwa menjalani proses untuk evaluasi bukan berarti harus jadi donor. Dalam proses evaluasi bisa berhenti setiap saat. Jika dinyatakan tidak bisa jadi donor harus dijelaskan sebabnya. Hasil tes adalah rahasia,” tutupnya. (ATR)