Dokter Bonar: Hidup Dengan Satu Ginjal Tetap Aman
KPCDI – Para peneliti di seluruh dunia sepakat bahwa terapi transplantasi ginjal merupakan jalan terbaik untuk mengembalikan fungsi ginjal yang sudah divonis rusak atau gagal ginjal. Terapi ini merupakan jalan keluar yang sudah seharusnya dipilih oleh para pasien agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Di Indonesia sendiri terapi transplantasi ginjal memang masih kalah populer jika dibandingkan dengan terapi dialisis atau cuci darah. Masalahnya, di Indonesia—bahkan di belahan dunia–angka pasien yang menunggu transplantasi jauh lebih tinggi dari para calon pendonor. Antrean panjang jelas tidak bisa terhindarkan.
Wakil Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSCM Jakarta, Dr. dr. Maruhum Bonar Hasiholan Marbun, SpPD, KGH, menjelaskan sebenarnya para pasien ginjal bisa mencari pendonor dari lingkungan mereka berasal. Misalnya dari orang tua, pasangan, sahabat, teman, keluarga jauh, hingga tetangga yang memang mau membantu.
Nantinya jika sudah mendapatkan calon pendonor akan dilakukan serangkaian pemeriksaan medis untuk menentukan apakah ginjal pendonor dan resipien cocok. Jika cocok maka operasi cangkok ginjal bisa dilakukan secepat mungkin agar hidup pasien bisa segera membaik.
Lalu setelah melakukan cangkok ginjal apakah pendonor bisa hidup normal? Dr. Maruhum menjelaskan pendonor tetap akan bisa hidup normal meskipun bertahan dengan satu ginjal. Hal itu sudah dipastikan dari sebelum operasi dilakukan bahwa pendonor merupakan individu yang sehat.
“Dengan adanya pemeriksaan di donor sehat maka donor bisa beraktifitas seperti biasa. Jadi kalau ditanya penekanannya hidup dengan satu ginjal aman.” kata dr. Maruhum dalam webinar yang digelar oleh Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia dan di dukung oleh Pandu Biosains (KPCDI).
Akan tetapi perlu diingat meskipun dapat hidup normal untuk memastikan semua berjalan dengan normal pendonor harus rutin melakukan kontrol satu kali dalam sebulan. Jika kondisi bagus akan dilanjutkan kontrol satu kali dalam enam bulan dan 1 kali dalam satu tahun jika kondisi pasca operasi satu ginjal yang tersisa bekerja dengan baik.
Bahkan menurut dr. Maruhun ada sebuah penelitian justru orang yang hidup dengan satu ginjal memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan dengan populasi masyarakat biasa. Alasannya karena pendonor akan terus melakukan kontrol ke dokter yang teratur dan terus melihat kondisi kesehatan ginjalnya.
Meskipun begitu, dr. Maruhum juga tidak menutup kemungkinan ada risiko bagi mereka yang hidup dengan satu ginjal. Risiko yang biasa terjadi adalah tekanan darah tinggi, proteinuria, hernia, dan penurunan fungsi ginja. Secara psikologis juga bisa terjadi seperti depresi, perasaan menyesal dan marah, dan rasa tidak nyaman terhadap bekas luka. (ATR)