Keluarga Menerima dan Memaafkan Pak Asep Kembali

Kisah Pak Asep, yang diberitakan sebelumnya telah terusir oleh keluarganya, akhirnya menemukan titik temu dan jalan keluar setelah dilakukan mediasi dengan berbagai pihak.
Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) berhasil mempertemukan Pak Asep dengan kakak perempuannya dan istrinya.
Peristiwa haru tersebut terjadi di Klinik Hemodialisa Tidore (Senin, 21/05/18) yang dihadiri langsung oleh Pengurus Pusat KPCDI, Manajemen Klinik dan juga Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta.
“Saya tidak ingin menandatangi surat peryataan persetujuan untuk menyerahkan adik saya ke Dinas Sosial, Pak! Biarlah saya yang merawat dia dan membiayai seluruh kebutuhannya, walau kami tidak satu rumah. Bagaimana pun, ia tetap adik saya. Aku tidak tega melihat adik ku harus tinggal di Panti Sosial,” Ucap Ibu Nanin Oktiani, kakak perempuan Pak Asep dengan meneteskan air mata.
Seketika itu tangis Pak Asep pecah dan langsung memeluk kakak perempuannya itu. Dengan terisak-isak dia mengucapkan terima kasih yang sangat mendalam.
Sebelumnya, beberapa hari yang lalu telah terjadi pertemuan antara Pak Asep dan Dinas Sosial. Pak Asep menyetujui jika dirinya diserahkan dan dibina oleh Dinas Sosial. Dikarenakan kurangnya kelengkapan administrasi seperti surat peryataan kesediaan dari keluarga, maka proses evakuasi urung dilaksanakan.
“Kami sangat bersyukur Pak Asep tidak diserahkan ke Dinas Sosial. Kami juga terharu pihak keluarga mau kembali merawat Pak Asep kembali. Ini adalah penyelesaian yang paling baik,” kata Tony.
Ditambahkan oleh Pak Syaid, Kepala Satuan Pelaksana Dinas Sosial Kecamatan Gambir, juga menyatakan bersyukur kalau akhirnya Ibu Nanin Oktiani mau merawat Pak Asep.
“Sekali Pak Asep diserahkan ke Dinas Sosial, saat itu juga diri pak Asep telah diserahkan ke Negara. Dia sudah tidak boleh lagi dijenguk, dan sudah terputus hubungan dengan keluarganya,” ujarnya yang hari itu membawa pasukan berseragam untuk mengevakusi Pak Asep ke Panti yang berada di Kedoya, Jakarta Barat.

Sang istri, Ibu Nunik, yang saat ini sedang mengurus proses perceraiannya dengan suaminya, Pak Asep, tidak bisa berbuat banyak dan menyerahkan sepenuhnya keputusan di tangan Pak Asep dan kakaknya.
“Saya hanya ingin mengklarifikasi. Saya tidak dengan semena-mena mengusir suami saya. Pak Asep banyak menyakiti diri saya. Dalam situasi proses cerai pun, saya masih peduli padanya. Saya memberi modal untuk usaha warung mie instan sebesar 5 juta kepada suami saya. Tapi bilangnya, warungnya kebakaran,” ungkapnya dengan sedih.
Diakhir pertemuan tersebut, Ibu Nunik juga berjanji akan membuka komunikasi yang baik dengan Ibu Nunin dan Pak Asep. Ia juga mengatakan akan mengurus BPJS Kesehatan Pak Asep ketika perceraian mereka sudah memiliki kekuatan hukum tetap, agar Pak Asep bisa melanjutkan cuci darahnya.
“Silahkan juga Pak Asep jika ingin menengok anaknya. Saya tidak akan melarang dan menghalanginya. Bagaimanapun ia teap ayahnya anak-anak,” tambah Ibu Nunik.
Forum pertemuan itu memberi nasehat kepada Pak Asep agar merubah diri dan hidup lebih bersemangat. “Karena yang bisa menolong Pak Asep ya dirinya sendiri. Tidak boleh malas. Banyak pasien cuci darah yang masih bisa bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri,” ujar Ibu Novi dari manajemen Klinik Hemodialisa Tidore.
Pak Asep berjanji akan lebih mandiri. Dia hanya minta satu bulan ini dibiayai kontrakannya. Setelahnya, dia akan mencari usaha dan pekerjaan.
Genap satu bulan KPCDI merawat Pak Asep. Bulan lalu, ia ditemukan terlantar di sebuah pos ronda RPTRA kenanga, Jakarta Pusat. Terusir dari keluarganya, dan dalam keadaan sakit. KPCDI langsung menyewa sebuah tempat tinggal dan membiayai seluruh kebutuhannya selama satu bulan. Dari makan sampai biaya transport menggunakan ojek online untuk cuci darah setiap minggunya
KPCDI juga mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang telah berdoa dan memberikan donasi untuk Pak Asep. Semoga kebaikan Anda Tuhan yang akan membalasnya. Sisa dana donasi yang ada seluruhnya telah kami serahkan kepada kakak perempuannya, Ibu Nunin, yang sekarang merawat Pak Asep. Semoga dana tersebut bermanfaat untuk melanjutkan kehidupan Pak Asep.
*Cuaca yang panas di Ciganjur
Penulis: Petrus Hariyanto (Sekjen KPCDI)